Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat mengimbau seluruh masyarakat di Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan (Kalsel) agar tidak takut memakai alat kontrasepsi.
Hal tersebut disampaikan Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo saat roadshow dalam rangka percepatan penurunan stunting dan peringatan hari kontrasepsi sedunia tahun 2022 di Landasan Udara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kamis (29/9/2022).
Hasto mengatakan relevansi stunting sendiri sangat erat kaitannya dengan frekuensi jarak antara kehamilan pasca persalinan. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat terutama pasangan muda yang berusia 20-35 tahun, agar mencegah anak terlahir stunting.
“Jarak antara persalinan ini kalau lebih dari tiga tahun Insyaallah tidak akan terjadi stunting,” kata Hasto.
Dalam penerapannya kepada pria, alat kontrasepsi seringkali mendapatkan mitos negatif dari masyarakat. Sehingga diakui Hasto, sangat sulit mencari peserta KB (akseptor) pria.
“Jangan takut terhadap omongan-omongan yang tidak betul. Karena banyak sekali orang yang menyebut setelah (laki-laki) disteril jadi tidak perkasa, Ibu Ketum dan suami juga sudah membuktikannya dan keluarganya masih tetap bahagia sampai sekarang,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Dharma Pertiwi Hetty Andika Perkasa menambahkan pihaknya sudah mengunjungi beberapa provinsi yang masuk dalam daftar kasus stunting secara nasional, satu di antaranya adalah Kalsel.
“Kalsel adalah provinsi ke 7 yang sudah kami kunjungi, sekaligus yang terakhir dalam upaya percepatan penurunan stunting,” kata Hetty.
Dikesempatan yang sama, Kepala BKKBN Kalsel, Ramlan mengucapkan terima kasih dan meapresiasi atas kunjungan Kepala BKKBN Pusat dan Ketua Umum Dharma Pertiwi dalam rangka percepatan penurunan stunting.
“Kami ucapkan terima kasih kepda BKKBN Pusat dan ketua umum Dharma Pertiwi atas kunjungannya ke Kalsel dalam upaya penanganan stunting,” kata Ramlan.
Pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk penurunan stunting di Kalsel berdasarkan intruksi Presiden pada tahun 2024 stunting harus turun sebesar 14 persen.
“Kami optimis akan menurunkan kasus stunting di Kalsel. Apalagi telah membentuk satgas stunting dan petugas pendamping keluarga yang saat ini tersebar di 13 Kabupaten/kota se-Kalsel, serta telah kencangkan program dapur sehat atasi stunting,” kata Ramlan. MC Kalsel/tgh