Untuk menjawab tantangan perubahan (disrupsi) penggunaan teknologi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kalsel memberikan pelatihan pembuatan websiteatau media sosial kepada perwakilan Dispar 13 kabupaten/kota dan sejumlah pelaku ekonomi kreatif di Kalsel.
Kepala Dispar Kalsel, Muhammad Syarifuddin mengatakan, melalui pelatihan ini ingin menyosialisasikan pentingnya memahami perbedaan karakteristik website atau media sosial, sehingga strategi marketing yang diterapkan dapat berjalan secara efektif, efisien dan tepat sasaran.
“Bagi sektor usaha ekonomi kreatif, disrupsi ini menimbulkan peluang memajukan usaha sekaligus tantangan. Situasi pandemi COVID-19 membuktikan, mereka yang bisa beradaptasi dan berinovasilah yang bisa bertahan, bahkan berkembang pesat, dengan memanfaatkan media sosial, produk-produk ekonomi kreatif Banua ini bisa dikenal secara luas,” kata Syarifuddin, Banjarmasin, Rabu (22/6/2022).
Selain menyosialisasikan perbedaan karakteristik media pemasaran, lanjut Syarifuddin, melalui kegiatan ini pihaknya juga ingin menanamkan pemahaman pentingnya membentuk sebuah brand sebagai identitas dari suatu usaha ekonomi kreatif.
“Pembentukan sebuah brand sangat penting, karena ini dapat menentukan arah pengembangan serta market yang disasar dalam memasarkan produk barang dan jasa. Apalagi brand bukan sekadar logo atau merk, namun brandadalah identitas korporasi/usaha yang merepresentasikan lini usaha kita sekaligus para konsumen dan audiensyang menjadi target market usaha,” ujar Syarifuddin.
Lebih jauh Syarifuddin menjelaskan, selain memberikan pelatihan kepada pelaku usaha ekonomi kreatif, Dispar Kalsel juga sedang membuat Peraturan Gubernur (Pergub) tentang destinasi prioritas, yang nantinya diharapkan memberikan dampak positif bagi pelaku usaha ekonomi kreatif.
“Dengan adanya Pergub destinasi prioritas ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, baik yang bergerak di bidang kuliner, fashion, kriya atau kerajinan tangan, dan atraksi, serta 17 subsektor ekonomi kreatif lainnya,” tegas Syarifuddin. MC Kalsel/Jml