Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalsel mengikuti Rapat Kerja Nasional program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) tahun 2022 secara virtual di Aula Kantor BKKBN Kalsel, di Banjarmasin.
Usai kegiatan, Kepala BKKBN Kalsel, Ramlan mengatakan Rakernas ini merupakan kegiatan yang sangat strategis untuk menyegarkan komitmen dan peran Pemerintah serta mitra kerja dalam peningkatan akses dan kualitas program Bangga Kencana.
“Jadi tujuan Rakernas sendiri diantaranya untuk membahas rencana kerja/rencana aksi dalam pencapaian Program Bangga Kencana tahun 2022 dan upaya percepatan penurunan stunting,” kata Ramlan, Selasa (22/2/2022).
Menurutnya, pada tahun 2022 fokus utama adalah mencakup program Bangga Kencana dan penurunan angka stunting.
“Dimana BKKBN mendapatkan mandat baru yaitu menurunkan angka stunting di Indonesia hingga 14% pada tahun 2024,” ujarnya.
Sedangkan Kalsel sendiri berdasarkan Studi Status Balita Gizi Indonesia (SSGBI) tahun 2019 mencapai 31,75 persen. Jadi angka ini nanti pada 2024 menjadi 14 persen dan rata-rata per tahunnya turun 3,55 persen.
Untuk itu, upaya yang akan dilakukan pertama sesuai dengan satgas stunting yakni bagaimana cara mengedukasi para calon pasangan agar tau apa yang harus mereka siapkan.
Kemudian, 3 bulan sebelum pernikahan, perempuannya harus diberikan pil penambah darah dan diberi asam folat, supaya sel telurnya betul-betul sehat dan siap dibuahi. Kemudian setelah hamil calon ibu penting untuk mengkonsumsi zat yang bergizi sehingga anaknya lahir tidak mengalami stunting.
“Ini perlu kita berikan edukasi kepada pasangan muda agar nantinya anak yang dilahirkan tidak stunting,” tuturnya.
Selain itu, BKKBN Kalsel telah membentuk 3.072 tim pendamping keluarga yang akan bertugas mendampingi keluarga yang melahirkan anak beresiko stunting, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, dan balita di bawah 2 tahun.
“Jadi tugasnya untuk mendeteksi lebih dini faktor utama stunting, melakukan pendampingan dan survailens pada ibu hamil, ibu menyusui dan balita di bawah 2 tahun,” terangnya.
Oleh karena itu, untuk memantapkan tugas tim pendamping keluarga, perlu adanya sinergitas dan komitmen pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dalam mendukung percepatan penurunan stunting tingkat Provinsi Kalsel.
“Jadi sinergi dan komitmen adalah kunci utama dalam menyukseskan penurunan stunting,” kata Ramlan. MC Kalsel/tgh