Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggali potensi dan peluang investasi melalui program Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (SISKA KU INTIP).
Hal ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Provinsi Kalsel sebagai pintu gerbang ibu kota negara untuk mendukung ketahanan pangan dan tercapainya swasembada sapi.
“Saya meyakini, melalui program integrasi sawit-sapi berbasis kemitraan tersebut, akan mempercepat laju pertumbuhan ternak sapi di Kalsel, sehingga ke depan provinsi ini tidak hanya bisa swasembada sapi tapi juga bisa memenuhi kebutuhan sapi ibu kota negara,” ujar Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi, pada rapat penyusunan profil investasi SISKA KU INTIP, di Banjarbaru, Rabu (19/1/2022).
Suparmi menyebutkan, SISKA KU INTIP menjadi peluang bisnis baru untuk meningkatkan ekonomi peternak lokal, selain program sesuai arahan Gubernur Kalsel yang dilaksanakan untuk mendukung swasembada daging sapi.
“Peluang usaha bagi para peternak khususnya masyarakat Kalsel terbuka lebar, saat ini kebutuhan sapi potong di Kalimantan Selatan rata-rata 50 ribu ekor per tahun ini merupakan potensi pasar,” kata Suparmi.
Dengan SISKA KU INTIP, Suparmi berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mampu meningkatkan populasi dan produksi sapi potong secara efisien dengan memanfaatkan potensi lahan perkebunan kelapa sawit.
“Selain efisien waktu dan biaya, program SISKA KU INTIP menjadikan ternak mereka aman dengan adanya bantuan pagar listrik,” ujar Suparmi. MC Kalsel/scw