Ketimpangan pengeluaran penduduk atau Gini Ratio di Kalimantan Selatan (Kalsel) bulan September 2021 mengalami perbaikan dibanding bulan Maret 2021, atau turun dari 0,330 menjadi 0,325.
Jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2020 yang sebesar 0,351, maka terjadi penurunan sebesar 0,026 poin.
“Berdasarkan daerah tempat tinggal, terlihat bahwa Gini Ratio di daerah perdesaan lebih baik dari pada di daerah perkotaan, dimana Gini Ratio di daerah perdesaan tercatat sebesar 0,257 sedangkan di daerah perkotaan sebesar 0,352,” Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Yos Rusdiansyah, Banjarbaru, Senin (17/1/2022).
Selain Gini Ratio, Yos menyebutkan indikator ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah, yang membagi tingkat ketimpangan menjadi 3 kategori.
“Tingkat ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah angkanya di bawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12 sampai 17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada di atas 17 persen,” ucap Yos.
Pada September 2021, persentase pengeluaran penduduk kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 20,86 persen, sehingga berada pada kategori ketimpangan rendah.
Angka ini mengalami peningkatan sebesar 0,07 poin dibandingkan dengan kondisi Maret 2021 yang sebesar 20,79 persen, dan naik sebesar 1,60 poin dibandingkan kondisi September 2020 yang tercatat sebesar 19,26 persen.
“Hal ini berarti bahwa telah terjadi penurunan ketimpangan selama periode September 2020 sampai September 2021 di Kalimantan Selatan, yang mengindikasikan dampak pandemi COVID-19 sudah berkurang dan perekonomian masyarakat 40 persen terbawah sudah mulai berangsur membaik,” kata Yos. MC Kalsel/scw