Angka Stunting di Provinsi Kalsel terus mengalami penurunan. Namun, Pemprov Kalsel terus berupaya agar setiap tahunnya angka stunting di Kalsel dapat turun 2,5 persen.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor saat membuka Sosialisasi Perpres Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting bahwa ini merupakan atensi yang luar biasa untuk Kalsel yang terus berupaya maksimal dengan berbagai program dan kegiatan lintas sektor demi percepatan penanganan stunting di Kalsel.
“Dengan adanya sosialisasi ini, kiranya seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanganan stunting bisa lebih gesit dan efektif dalam menangani permasalahan stunting,” kata Sahbirin di Gedung Mahligai Pancasila, Sabtu (18/9/2021).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
di Kalsel tahun 2018 dan SSGBI tahun 2019 menunjukkan terjadi penurunan prevalensi balita stunting dari 33,08% menjadi 31,75% sedangkan tahun 2020 hasil dari Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) angka stunting Kalsel sebesar 12,2%. atau turun 6,78 persen.
“Mudah-mudahan stunting di Kalsel segera akan bisa teratasi. Ini butuh tekad dan keinginan kuat bersama mengangkat harkat dan masyarakat pada posisi yang mengalami stunting,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kalsel, Nurul Fajar Desira menyampaikan untuk di Kalsel pada tahun 2013 angka stunting tinggi sekitar 44 persen dan tahun 2018 berhasil menurunkan 11 persen menjadi 33.
“Kemudian pada tahun 2019 masih 26 masih jauh dari target pemerintah pusat,” katanya.
Namun menurutnya, data yang didapat dari Dinas Kesehatan melalui aplikasi e-PPGBM pendataan berada disekitar angka 14 persen.
“Jadi target kalau bisa jangan di bawah 10 persen. Walau demikian RPJMN targetnya 14 persen,” tuturnya. MC Kalsel/tgh