Tidak hanya diisi narasumber dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Selatan (Kalsel), Orientasi Surveilans Gizi Tingkat Provinsi juga menghadirkan Pengelola Program Gizi Dinkes Sukabumi secara virtual, Banjarmasin, Selasa (7/9/2021).
Saat ini, pemanfaatan Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat secara online atau e-PPBGM dinilai dapat memberikan kemudahan, baik bagi para surveilans gizi maupun pemangku kebijakan.
“e-PPBGM banyak manfaatnya, menghasilkan data cepat, akurat, by name by address dan terintegrasi. Dengan data yang akurat dan up to date, intervensi pun bisa tepat sasaran. Selain itu, data e-PPBGM juga bisa dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan dan bahan advokasi. Tidak perlu khawatir jika ada pergantian petugas karena data tersimpan di sistem,” kata Fitriawatie selaku Pengelola Program Gizi Dinkes Sukabumi dan Fasilitator e-PPBGM Nasional.
Sebelum e-PPBGM hadir, Fitriawatie mengatakan pengisian data gizi dilakukan secara manual dan memakan waktu yang sangat lama.
“Sebelumnya kami mengisi data satu tahun sekali di bulan Agustus. Saat ini, pengisian data gizi bisa dilakukan setiap bulan,” ujar Fitriawatie.
Namun demikian, Fitriawatie mengakui perlu komitmen, koordinasi, komunikasi, dan konsistensi untuk mendorong kinerja surveilans gizi dalam melakukan pencatatan, yang sangat berguna dalam upaya perbaikan gizi.
“Kami tidak lagi menerima laporan manual. Selain itu komitmen pimpinan dan evaluasi rutin kami lakukan,” kata Fitriawatie.
Seperti diketahui, permasalahan gizi merupakan salah satu isu prioritas saat ini, dengan memfokuskan pada penurunan dan pencegahan stunting. Kalsel, memiliki target stunting 14 persen di tahun 2024, dan di tahun ini masih berada di kisaran 31,75 persen.
“Upaya-upaya percepatan pembangunan kesehatan sangat menjadi perhatian Gubernur Kalsel, termasuk perbaikan gizi masyarakat dalam mengatasi permasalahan gizi terutama stunting,” ujar Kepala Dinkes Kalsel, Muslim, di hari pertama Orientasi Surveilans Gizi, kemarin (6/9). MC Kalsel/AY