Bank Indonesia Provinsi Kalsel bersama Harian Kompas laksanakan seminar Nasional yang dihadiri langsung Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor.
Dalam sambutannya, Sahbirin Noor mengatakan dalam 3 tahun terakhir di Kalsel khususnya di Indonesia mengalami ketidakstabilan, yang mana pada tahun 2019 lalu ekonomi di kalsel bisa tumbuh mencapai 4.08% tetapi pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi menurun mencapai -1,81%.
“Ini disebabkan oleh pandemi yang terjadi di dunia, yang sampai sekarang masih terjadi lebih dari 1 tahun serta juga ketergantungan komunitas pertambangan dan CPO,” ucapnya, Banjarmasin, Rabu (1/9/2021).
Di tahun 2021, beruntungnya pada triwulan II, ekonomi di Kalsel mampu bangkit kembali dengan pertumbuhan mencapai 4.40%.
Sahbirin mengungkapkan pihaknya yang saat ini kembali dipercaya masyarakat Kalsel untuk melakukan perubahan struktur ekonomi yang ada di Kalsel, akan memaksimalkan sumber yang baru untuk perekonomian.
“Seperti mengembangkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan bahkan pariwisata yang ada di Kalsel. Ini yang kita dorong agar bisa mentransformasi Sumber Daya Alam (SDA) yang baru,” tuturnya.
Ada beberapa pemanfaatan hilirisasi batubara di antaranya sebagai produk turunan batubara yang dapat alternatif mengganti BBM dan BBG.
Dengan melaksanakan kebijakan hilirisasi batubara ini tentunya dapat mengurangi impor dan meningkatkan ketahanan energi.
“Serta dapat mengurangi kerusakan lingkungan nantinya, kemudian untuk lahan bekas tambang batubara juga mempunyai peluang untuk energi baru terbarukan seperti biofuel, tenaga listrik dan biomassa,” tegasnya.
Sahbirin berharap dengan diadakannya seminar ini, bisa menambah dan membedah lebih mendalam tentang pemanfaatan hilirisasi batubara.
“Sebagai bagian dari kebijakan energi nasional yang sudah di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional. Serta juga pengembangan hilirisasi batubara di Kalsel bisa kita wujudkan demi membantu dan mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional di Kalsel,” pungkasnya. MC Kalsel/usu