Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalsel, Nurul Fajar Desira mengatakan energi terbarukan merupakan salah satu program prioritas dalam penyediaan energi listrik.
“Selama dua tahun ini sudah ada beberapa investor yang ingin melakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kalsel,” kata Fajar saat di ruang kerjanya, Banjarbaru, Rabu (7/4/2021).
Menurut Fajar, pembangkit listrik tenaga bayu atau disebut dengan pembangkit listrik tenaga angin ini setelah dilakukan survei oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalsel ternyata hasilnya cocok untuk dilakukan pembangunan PLTB di daerah Kabupaten Tanah Laut.
“Syarat yang harus dilakukan apakah kondisi angin benar-benar stabil. Apabila tahapan tersebut sudah dilakukan dan hasilnya memang layak maka akan direncanakan pembangunan PLTB dengan kapasitas 70 Mega Watt (MW),” ujarnya.
Kalau pembangunan PLTB Kabupaten Tanah Laut dapat terealisasi, kata Fajar maka Kalsel akan dapat tambahan daya listrik sebesar 70 MW dan mendapatkan nilai investasinya mencapai Rp2 triliun.
“Mudah-mudahan proyek tersebut dapat terealisasi dan mampu menghasilkan investasi yang besar bagi kemajuan Kalsel,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ada empat investor yang ingin mengembangkan pembangunan PLTB di Kalsel khususnya di Kabupaten Tanah Laut. Pertama PT Infrastruktur Terbarukan Kusumat akan membangun tahap awal 85 MW di Kecamatan Batu Ampar. Kedua, PT UPC dari Prancis tahap awal akan membangun 64 MW di Pelaihari.
Ketiga, PT Tanah Laut Energi sudah dalam kajian studi kelayakan dan tahap pertama membangun 70 MW. Keempat, PT Riau Webel Energi tahap awal membangun 75 MW lokasinya di Kecamatan Jorong.
“Jadi akan ada empat investor yang akan membangun PLTB di Tanah Laut. Dengan dibangunnya PLTB ini, akan membantu peningkatan kapasitas listrik di Kalimantan khususnya Kalsel,” ujar Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Kalsel, Sutikno. MC Kalsel/tgh