Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan olahraga masyarakat, Unit Pelaksana Tugas (UPT) Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) Kalsel mengadakan rapat koordinasi di Hotel Berbintang, Banjarbaru.
“Kami melakukan rapat koordinasi kesehatan olahraga dalam rangka memperkuat pengelolaan program kesehatan olahraga masyarakat diberbagai tingkatan dan konsolidasi serta perencanaan dalam melakukan penurunan angka stunting,” kata Kepala UPT BKOM Kalsel, Agus Salim Moduto, Rabu (7/4/2021).
Menurut Agus, dalam penanganan stunting harus mempunyai 8 aksi konvergensi lintas sektor dan ini juga sangat erat kaitannya dengan kesehatan kebugaran terutama anak sekolah dan ibu hamil.
“Jadi kalau ingin menyelesaikan stunting jangan bicara diluar dan dihilir tetapi di hulunya. Karena calon ibu yang kita lakukan intervensi dan yang utama anak SD kelas 4 sampai kelas 6,” ucap dia.
Kemudian untuk calon ibu dan anak SD diharuskan dalam kondisi sehat bugar dengan cara berolahraga dan asupan gizi juga harus terpenuhi serta tinggi badan harus standar. Maka resiko anak stunting itu kecil, misalkan ibu dan bapaknya standar tinggi badannya.
Oleh karena itu, melalui rapat koordinasi ini pihaknya melakukan penguatan lintas sektor. Solusi yang harus dilakukan yaitu dengan cara aplikasi Sistem Informasi Pengukuran Kebugaran (SIPGAR) yang telah diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga sebagai alternatif dalam pemeriksaan kebugaran jasmani secara mandiri selama pandemi COVID-19.
“Aplikasi SIPGAR merupakan pencatatan pemeriksaan kondisi fisik seseorang yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan metode Rockport. Aplikasi ini dapat diunduh di Playstore, sehingga semakin mudah digunakan untuk olahraga di mana saja dan kapan pun,” tuturnya.
Walaupun SIPGAR ini sebenarnya belum bisa dilakukan untuk anak SD, hanya bisa dilakukan umur 17-59 tahun. Tetapi paling tidak ada upaya untuk itu. Apalagi sekolah sekarang daring, banyak aktifitas anak cuma di rumah main HP tidak ada giat olahraga.
“Peran lintas sektor seperti Puskesmas dan Dinas Pendidikan melalui guru sekolah dan guru olahraga yang harus aktif dalam memberian pemahaman terhadap pentingnya gerakan hidup sehat dengan cara berolahraga,” ujarnya.
Kegiatan rapat koordinasi ini diselenggarakan selama dua hari dengan jumlah peserta kurang lebih 50 dari unsur Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas, Biro Kesra dan menghadirkan narasumber dari Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Riskiyana Sukandhi Putra. MC Kalsel/tgh