Berpotensi merambah pasar ekspor, Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan berupaya mendorong tanaman porang menjadi produk olahan bernilai ekonomi tinggi.
Porang merupakan tanaman umbi-umbian yang tumbuh secara liar di hutan maupun lahan perkebunan karet.
“Tanaman porang kini sudah mulai dikembangkan dan dibudidayakan oleh masyarakat, mengingat akhir-akhir ini banyak diketahui bahwa tanaman tersebut punya nilai ekonomi yang lumayan tinggi,” kata Kepala Disdag Kalsel, Birhasani, Banjarmasin, Selasa (23/3/2021).
Porang, lanjut Birhasani, bisa diolah sebagai bahan baku pembuatan produk seperti kosmetik, juga bahan pangan seperti tepung. Namun, saat ini di Kalsel belum ada industri yang mengolah porang tersebut menjadi bahan jadi yang bernilai jual tinggi.
“Petani dan pelaku usaha di Kalsel hanya menjual bahan baku berupa umbi porang dengan pangsa pasar dalam negeri, khususnya dijual ke Jawa Timur,” ujar Birhasani.
Di Jawa Timur, porang kemudian diolah menjadi tepung untuk kemudian di ekspor ke Jepang.
Oleh karena itu, lanjut Birhasani, beberapa waktu lalu Disdag Kalsel sudah melakukan temu koordinasi dengan Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Kalsel membahas peluang ekspor tersebut.
“Disdag Kalsel sangat mendukung jika ada pelaku usaha di Kalsel yang berminat untuk melakukan ekspor,” kata Birhasani.
Terkait dengan perizinan ekspor, Birhasani mengaku siap memberikan konsultasi tentang peluang pasar dan mekanisme ekspor, hingga kelengkapan berbagai dokumen ekspor.
“Saya berharap ada investor yang mau membangun pabrik pengolahan berbagai produk dari porang di Kalsel, sehingga petani kita menjual bahan baku berupa porang tersebut cukup di Kalsel, yang kemudian setelah bernilai tambah menjadi suatu produk, baru produknya dijual untuk pasar dalam negeri maupun ekspor, ini jauh lebih menguntungkan dan bernilai ekonomi yang tinggi,” kata Birhasani. MC Kalsel/scw