Landing Craft Tank (LCT) milik swasta menjadi alternatif untuk menyeberangkan angkutan berat bermuatan bahan pokok dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Banjarmasin ke Barito Kuala, sebab terkendalanya jalur darat.
“Di sana disediakan kapal feri LCT yang bisa mengangkut 17 truk fuso dan trailer dengan tujuan dari Banjarmasin ke Barito Kuala masuk di Handil Bakti,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kalimantan Selatan, Rusdiansyah, Banjarmasin, Rabu (27/1/2021).
Rudi mengatakan jalur alternatif tersebut sangat membantu mobilisasi angkutan berat, di tengah dampak banjir yang melanda sebagian besar kabupaten/kota di Kalsel.
“Ferry LCT milik swasta ini sudah beroperasi sejak lima hari yang lalu dari pukul 08.00 hingga sore hari dan bisa dikatakan sangat membantu kondisi saat ini,” ucap Rusdi
Sebelum banjir, distribusi ke Barito Kuala maupun Kalimantan Tengah melewati jalan Gubernur Syarkawi atau jalur Lingkar Utara.
“Hingga saat ini jalan Gubernur Syarkawi rusak akibat terendam banjir dan jembatan putus,” ujar Rusdi.
Jalur penyeberangan dipilih karena hingga saat ini jembatan Sungai Alalak (jembatan Kayutangi) masih dalam proses penyelesaian, dan jembatan lainnya, yakni jembatan Handil Bakti juga tidak memungkinkan untuk dilewati angkutan berat.
Rusdi pun mengatakan, angkutan tujuan Hulu Sungai juga bisa menggunakan jalur alternatif tersebut, melewati Sungai Puting (Barito Kuala) menuju Tapin.
“Kita usahakan dan lancarkan penyeberangan ini dan kita akan terus awasi selalu supaya tidak ada kendala di lapangan,” ujar Rusdi.
Walaupun jalur alternatif tersedia, Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan saat ini terus bekerja keras untuk memperbaiki infrastruktur rusak, terutama di bidang jalan.
Salah satu yang selesai dengan waktu singkat, yakni jembatan Mataraman di Kabupaten Banjar yang sempat terputus beberapa waktu lalu, kini sudah bisa dilewati meskipun dengan pembatasan.
“Pemerintah Daerah terus bekerja dengan cepat untuk proses perbaikan di bidang jalan,” kata Rusdi. MC Kalsel/scw