Transaksi sistem pembayaran baik tunai maupun nontunai meningkat sejalan dengan perbaikan ekonomi, disertai dengan percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.
“Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Desember 2020 mencapai Rp898,9 triliun, tumbuh 13,25% (YoY), seiring dengan aktivitas ekonomi yang membaik,” kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warliyo Perry Warliyo pada live streaming konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Januari, Kamis (21/1/2021).
Menurut Perry, nilai transaksi pembayaran menggunakan ATM, kartu debit, dan kartu kredit pada Desember 2020 tercatat Rp695,5 triliun, kembali tumbuh 1,36 persen (YoY), setelah kontraksi pada bulan November 2020 sebesar 1,93 persen (YoY).
“Transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh tinggi sejalan dengan penggunaan platform e-commerce dan instrumen digital di masa pandemi, serta kuatnya preferensi dan akseptasi masyarakat akan transaksi digital,” kata Perry.
Hal itu terlihat dari nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada Desember 2020 sebesar Rp22,1 triliun atau tumbuh 30,44 persen (YoY).
Kemudian, volume transaksi digital banking pada Desember 2020 mencapai 513,7 juta transaksi atau tumbuh 41,53 persen (YoY) dan nilai transaksi digital banking sebesar Rp2.774,5 triliun atau tumbuh 13,91 persen (YoY).
Bank Indonesia pun memprakirakan tren digitalisasi akan terus berkembang pesat didukung dengan perluasan ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang semakin inklusif.
“Hal ini dilakukan antara lain melalui perluasan merchant QRIS 12 juta, perluasan fitur QRIS transfer, tarik, dan setor, menetapkan Merchant Discount Rate Uang Elektronik (MDR UE) Chip Based berlaku efektif 1 Maret 2021, dan implementasi blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025,” ujar Perry.
Untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah, otoritas terkait, dan industri, Bank Indonesia menyelenggarakan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia yang dimulai sejak Januari 2021 dan puncaknya pada April 2021 mendatang. MC Kalsel/scw