Guna mendukung upaya peningkatan kapasitas pengelola data dalam koordinasi serta pemahaman pengelola, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kalsel menggelar kegiatan Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI) PPA.
Kepala Dinas DPPPA, Husnul Hatimah mengatakan, pencatatan dan pelaporan kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan dokumentasi di masing-masing unit pelayanan.
Ia menambahkan, data korban kekerasan di Kalsel pada bulan Januari s.d. Oktober tercatat 134 kasus dengan kasus korban anak 88 orang dan korban perempuan 106 orang.
“Menurut hasil survei oleh Komnas Perempuan, sejak April tahun 2020 sebanyak 80 persen dari responden perempuan pada kelompok berpenghasilan dibawah Rp 5 juta rupiah per bulan menyampaikan bahwa kekerasan dalam rumah tangga yang mereka alami cenderung meningkat selama masa pandemi,” kata Husnul, Banjarmasin, Senin (19/10/2020).
Selain itu, beberapa korban yang tidak melapor dikarenakan layanan tersebut belum dapat diakses oleh perempuan, karena berbagai faktor. Termasuk keterbatasan pengetahuan maupun kepercayaan diri perempuan korban kekerasan.
“Berdasarkan hasil survei hanya 10 persen perempuan yang menjadi korban kekerasan telah melaporkan kasusnya,” tambahnya.
Hal ini menjadi tantangan dalam pencatatan dan pelaporan korban kekerasan di sekitar lingkungan. Sehingga diperlukan upaya dalam menghasilkan data yang lebih akurat dan komprehensif tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Dengan adanya Simfoni PPA, diharapkan mempermudah proses dokumentasi kasus kekerasan di masing-masing unit layanan dan sistem manajemen penanganan kasus yang terintegrasi antar unit layanan. Sehingga dapat menyediakan berbagai data dan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan,” tutupnya. MC Kalsel/scw