Guna menjaga stabilitas ekonomi daerah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan menjalankan empat strategi yang telah dicanangkan, mulai dari ketersediaan barang dan jasa, pengawasan distribusi hingga sinergi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah.
“Pertama terkait keterjangkauan harga, kedua ketersediaan pasokan bersinergi dan koordinasi antara pemerintah dan mitra kerja TPID, ketiga memastikan kelancaran distribusi melalui pengawasan bersama terkait rantai distribusi barang dan jasa yang beredar di masyarakat keempat melakukan komunikasi efektif pemerintah bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Pusat,” ujar Plt. Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan, Banjarbaru, Selasa (13/10/2020).
Selain itu, lanjut Rudy, Pemprov Kalsel juga perlu melakukan akselerasi pemanfaatan teknologi digital untuk menjaga ketahanan pangan baik dari sisi permintaan maupun penawaran.
“Kita berharap pengendalian inflasi di daerah kita dapat terjaga dengan baik apalagi saat ini kita dihadapkan dengan ketidakpastian ekonomi akibat pandemi covid 19 yang belum berakhir,” kata Rudi.
Rudy mengatakan situasi ekonomi yang tidak menentu saat ini harus disikapi dengan cermat, agar tidak memberikan dampak buruk pada kinerja perekonomian daerah.
“Agar terwujud stabilitas ekonomi daerah, juga diperlukan harmonisasi kebijakan dalam menentukan laju inflasi agar tercapai sasaran inflasi yang rendah dan stabil untuk menjaga ketersediaan bahan pangan,” ujar Rudy.
Berdasarkan data, Rudy mengatakan pertumbuhan ekonomi Kalsel pada triwulan kedua mengalami kontraksi 2,61 persen. Angka tersebut berada di bawah kontraksi nasional yang mencapai 5 persen.
“Pembangunan ekonomi di masa sekarang ekstra effort agar stabilitas perekonomian daerah terjaga terutama dalam hal pengendalian inflasi daerah dalam rangka memitigasi dampak negatif dari dinamika perekonomian saat ini,” kata Rudy. MC Kalsel/scw