Dinas Sosial Kalimantan Selatan menyambut kepulangan 5 remaja korban eksploitasi anak di Kantor Dinsos Kalsel. Serah terima dilakukan bersama Dinsos Paser, Kalimantan Timur didampingi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DPPPA) Kalsel.
Kepala Dinas Sosial Kalsel, Siti Nuriyani mengatakan, lima orang anak ini nantinya akan dibina dan diberikan pendampingan agar semangat menambah pengetahuan tentang ilmu agama. diharapkan nantinya mereka menjadi lebih baik lagi. “Jadi mereka nanti kita bina, agar menjadi lebih baik,” katanya, Banjarbaru, Jumat (24/09/2020).
Oleh karena itu, Dinsos juga akan mengikutkan mereka dalam program rehabilitasi sosial, sehingga dapat melanjutkan pendidikan bagi mereka yang putus sekolah. Hal ini akan diusulkan pada tahun mendatang.
“Jadi kalau mereka mau diikutkan, bisa diusulkan pada tahun 2021, 6 bulan pembinaan. Karena ada usia anak sekolah 14-15 tahun dan tertua 19 tahun sudah mempunyai suami,” ungkapnya.
Kelima remaja yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) tersebut dinyatakan sebagai korban dalam kasus eksploitasi anak. Berkoordinasi dengan Dinsos Panser dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kalsel, 5 remaja putri yang berasal dari wilayah berbeda tersebut akan diberikan pembinaan di panti sosial bina wanita “Melati” di Banjarbaru. “Tempat perlindungan sementara agar mereka semangat dan menambah pengetahuan juga,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PPPA Kalsel, Husnul Hatimah menambahkan nantinya para remaja tersebut akan mendapatkan pendampingan penuh seperti fisik maupun psikologis. Karena itu sangat penting dan hak-hak mereka akan terpenuhi.
“DP3A Kalsel akan memberikan konseling dan assesment terkait kebutuhan mereka saat pendampingan,” ucapnya.
Untuk diketahui 5 remaja asal Kalsel terlibat dalam praktik kasus prostitusi online di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Kelimanya tertangkap di salah satu guest house di Paser dan telah menjalani persidangan serta proses hukum sebagai saksi. MC Kalsel/tgh