Atasi Kelangkaan APD, Royadi Buat Hazmat Suit Alternatif Bagi Tenaga Medis Kalsel

Seorang penjahit membuat baju Alat Pelindung Diri di ruang kerja Percetakan digital Alfi super print Banjarmasin, Kamis (2/4/2020). MC Kalsel/tgh

Kelangkaan baju Alat Pelindung Diri (APD) bagi tim medis dalam menangani virus Covid-19 menggugah hati Royadi, pemilik percetakan digital Alfi super print untuk membuat Hazmat Suit atau baju APD alternatif bagi tenaga medis di Kalsel.

“Saya miris melihat tenaga medis yang menggunakan jas hujan saat menangani pasien Covid-19, padahal itu sangat riskan bagi mereka yang berinteraksi langsung menangani pasien. Dari situ saya berinisiatif untuk membuat baju APD alternatif.” ucap Royadi saat ditemui di lokasi usahanya Jalan Rantawan Darat Banjarmasin, Kamis (2/4/2020).

Inisiatif pembuatan baju APD alternatif seperti hazmat suit itu kemudian didiskusikan bersama istri serta para karyawannya. Sekitar dua hari pencarian referensi dilakukan, kemudian mulai dari menentukan pola, memilih bahan baku, hingga membuat satu sample untuk uji coba.

“Kainnya harus waterproof, terhindar dari cairan tubuh pasien (droplet) atau resapan keringat. Awal dicoba menjahit memang agak kesulitan,” jelasnya.

Menurutnya, baju APD alternatif ini memang tidak seperti hazmat suit dengan standar tim medis pada umumnya berkisar harga hingga Rp500 ribu. Namun dalam situasi pandemi virus Covid-19 ini, ditambah langkanya kelengkapan baju APD, hazmat suit buatannya cukup membantu tim medis dalam memproteksi diri saat bekerja.

“Baju APD alternatif ini lebih aman daripada menggunakan jas hujan, setidaknya mengurangi risiko bagi petugas medis,” paparnya.

Selain itu, awal mula Royadi hanya menawarkan baju APD buatannya untuk rumah sakit tempatnya bekerja. Melalui grup percakapan internal, dia mengirimkan satu foto sebagai contoh produk. Setelah itu direspon kritik serta saran, pihak rumah sakit juga langsung setuju untuk memesan baju APD kepadanya.

“Di WA grup akreditasi rumah sakit banyak sekali keluhan (langkanya APD). Saya coba tawarkan dan mereka langsung minta dibuatkan. Awal mula hanya untuk memenuhi kebutuhan di rumah sakit tempat Saya bekerja saja” ungkapnya.

Royadi, pemilik Percetakan digital Alfi super print memperlihatkan hasi APD Hazmat Suit di lokasi usahanya Jalan Rantawan Darat Banjarmasin, Kamis (2/4/2020). MC Kalsel/tgh

Hingga kini pihaknya menerima pesanan dari berbagai daerah di luar Kalsel, namun tidak berani untuk menyanggupi. Pembuatan baju APD hanya dipriotitaskan untuk rumah sakit dan puskesmas yang ada di Kalsel saja.

Selanjutnya, Royadi menerangkan untuk bahan baku Ia memilih coat waterproof yang biasa digunakan sebagai bahan digital printing pembuat umbul-umbul. Dengan memberdayakan pegawai dari divisi tekstil dibantu para designer, dalam sehari mereka dapat membuat baju APD sebanyak 80-100 pcs.

“Sejak 2-3 hari awal hanya mampu membuat 4 buah, saat ini bisa sampai 80-100 pcs. Karena mesin finishing saya tambah dan tenaga kerja dari cabang lain diback-up ke sini,” bebernya.

Untuk satu stel baju APD menghabiskan 4 meter bahan kain, dan dipatok harga Rp150 ribu. Untuk ukuran disamaratakan agar semua tim medis dapat menggunakannya. “Awalnya kita jual dengan harga Rp115 ribu, kemudian Rp130 ribu, terakhir di harga Rp150 ribu,” terangnya.

Tahapan pembuatan baju APD pertama yaitu pemotongan pola dengan menggunakan mesin cutting laser, mesin ini diklaim sebagai satu-satunya yang ada di Kalsel. Pola yang telah diprogram dari komputer akan otomatis terpotong oleh mesin tersebut.

Selanjutnya adalah tahap penjahitan. Tahapan ini terbilang rumit, sehingga setiap petugas memiliki tugas masing-masing, seperti mengerjakan bagian kaki, tangan, protect head, cover, hingga bagian muka dan belakang. Total mesin jahit yang dia miliki saat ini sebanyak 11 buah.

Setelah proses penjahitan selesai dan terbentuk baju APD secara utuh, tahap akhir dilanjutkan dengan proses sterilisasi. MC Kalsel/tgh

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan