Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam kembali dibuka untuk publik, setelah sempat ditutup beberapa waktu lalu.
Dengan wajah barunya yakni Mandiangin Geosite Tahura Sultan Adam, salah satu wisata alam di Kalsel tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Kalimantan Selatan, Abdul Haris, Banjarbaru, Rabu (25/12/2019) sore.
Haris menjelaskan, pengembangan Tahura tersebut merupakan bagian dari sebuah gerakan untuk membangun wisata hutan dan tempat penelitian bagi mahasiswa kehutanan. Dengan potensinya yang cukup besar itu, Ia pun menilai Tahura juga bisa menjadi salah satu wisata alam unggulan di Kalsel.
“Sepanjang anggaran tersedia, Pemerintah Provinsi Kalsel akan terus membenahi Tahura ini agar betul-betul menjadi destinasi wisata yang murah, mudah dijangkau, dan juga bisa memberikan pengalaman yang menarik bagi pengunjungnya,” jelasnya.
Untuk mewujudkan Tahura sebagi destinasi wisata unggulan, Haris pun mengajak masyarakat Kalsel untuk turut serta mempromosikannya melalui media sosial guna menggaet wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tidak hanya itu, Haris juga berpesan kepada masyarakat yang berkunjung ke Tahura Sultan Adam untuk turut menjaga segala bentuk fasilitasnya.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan Pemerintah saja, perlu kerjasama semua pihak untuk mewujudkannya. Masyarakat dan teman-teman media juga bisa ikut membantu untuk mempromosikan wisata alam ini,” pesannya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan bahwa pihaknya bekerja secara intensif untuk mewujudkan Tahura Sultan Adam sebagai destinasi wisata alam unggulan.
Keseriusan tersebut ditunjukan dengan mengembangkan kawasan Tahura Sultan Adam menjadi sebuah Geosite Mandiangin dengan luas lahan awal 112 Hektar menjadi 200 Hektar.
“Tim asistensi dari UNESCO juga telah memberikan sinyal bahwa wisata ini menjadi Geosite yang bisa ditingkatkan menjadi UNESCO Geopark (Internasional) di tahun 2021 pada kunjungan mereka seminggu yang lalu,” kata Hanif.
Ditambahkan Hanif, selama anggaran masih ada, pihaknya akan terus menggenjot pengembangan Tahura Sultan Adam agar bisa mendapatkan label dari UNESCO.
Dijelaskannya, jika Tahura Sultan Adam mendapatkan label UNESCO Geopark, maka akan memudahkan pemasaran secara internasional.
“Secara umum potensi yang ada disini dengan beberapa Geosite di Kalsel patut untuk dikembangkan untuk menjadi UNESCO Geopark,” tuturnya.
Agar bisa mendapatkan label UNESCO Geopark, kedepan Hanif berencana untuk membangun sebuah Museum Geopark di kawasan Mandiangin Geosite Tahura Sultan Adam.
“Semua sudah lengkap, tinggal nanti kita akan bangun Mueum Geopark disini,” ucap Hanif.
Hanif pun menjelaskan, sepanjang tahun 2019, retribusi yang didapat dari kunjungan di Tahura mencapai Rp 1,6 Miliar, pendapatan tersebut melebihi dari target awal sebesar Rp 1 Miliar.
“Ini akan kita garap dengan serius guna meningkatkan investasi,” tukasnya. MC Kalsel/Jml