Tradisi Baayun Maulid Harus Terus Dilestarikan

Asisten III Bidang Administrasi Umun Setda Kalsel Heriansyah mewakili Gubernur Kalsel menyampaikan sambutan pada acara Baayun Maulid dengan tema lestarikan tradisi berharap berkah Nabi, di Museum Lambung mangkurat Banjarbaru, Kamis (14/11/2019). MC Kalsel/tgh

Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel menggelar acara Baayun Maulid dengan tema lestarikan tradisi berharap berkah Nabi, di Museum Lambung mangkurat Banjarbaru, Kamis (14/11/2019).

Gubernur Provinsi Kalsel dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten III Bidang Administrasi Umun Setda Kalsel, Heriansyah mengatakan dengan peringatan maulid sekaligus baayun maulid, dapat menyegarkan kembali keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dan perenungan akan sejarah perjuangan Rasullah SAW.

“Dengan peringatan maulid ini pula, kita gelorakan syiar dan dakwah islam keseluruh penjuru daerah,” katanya.

Untuk itu Heriansyah mengungkapkan di Provinsi Kalsel, tradisi atau kebiasaan perayaan maulid memiliki ciri khas tersendiri dari masing-masing daerah. Hal itu tentu saja menjadi kekayaan budaya islami bagi masyarakat Kalimantan Selatan.

“Peringatan maulid yang disertai prosesi maayun anak ini merupakan salah satu bentuk kegiatan maulid yang perlu kita pelihara dan lestarikan keberadaannya,” ungkapnya.

Tradisi yang sangat baik ini diharapkan jangan sampai kehilangan makna, dan sudah menjadi keharusan untuk memaknai arti yang terkandung didalam peringatan maulid ini, terutama makna kecintaan dan penghormatan kita terhadap nabi Muhammad SAW yang menorehkan sejarah besar di muka bumi ini.

Sementara itu Kepala UPTD Museum Lambung Mangkurat, Ikhlas Budi Prayogo mengatakan penggelaran baayun maulid ini sangat tepat dilaksanakan untuk memperingati kelahiran nabi besar Muhammad SAW dan juga memberikan pengalaman nilai–nilai religius bagi anak–anak dan keluarga yang mengikuti pergelaran.

“Sebagaimana kita ketahui kecerdasan spritual, emosional, intelektual dan sosial budaya anak sangat berkembang pesat pada usia 0 sampai 6 tahun sehingga keikutsertaan untuk pergelaran baayun maulid diharapkan memberikan simulasi yang kokoh bagi tumbuh kembangnya dimasa mendatang,” ucapnya.

Selain itu ia menjelaskan tradisi baayun maulid yang diadakan setiap setahun sekali di halaman Museum Lambung Mangkurat dari tahun 2000 itu, diikuti sebanyak 146 peserta dari berbagai kalangan usia.

“Ini pagelaran baayun maulid yang ke-21 kalinya terhitung dari tahun 2000. Dan pada tahun sebelumnya kita pernah melaksanakan dua kali acara baayun maulid ini,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan