Upaya Pemerintah Turunkan Angka Stunting dan Perkawinan Dini

Sosialisasi Hasil SDKI 2017 bagi Mitra Kerja dan Perguruan Tinggi Tingkat Provinsi Kalsel, di Hotel Zuri, Banjarmasin, Kamis (24/10/2019). MC Kalsel/tgh

Badan Kependuudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Selatan terus berupaya untuk menurunkan tingginya angka stunting di Banua.

Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan, Ramlan menyebutkan penderita stunting di Kalsel mencapai 56 ribu anak, paling banyak ditemukan di daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tanah Bumbu.

“Jadi kita berupaya terus dengan berbagai upaya, dukungan semua pihak untuk menurunkan angka stunting ini,” ujar Ramlan pada Sosialisasi Hasil SDKI 2017 bagi Mitra Kerja dan Perguruan Tinggi Tingkat Provinsi Kalsel, di Hotel Zuri, Banjarmasin, Kamis (24/10/2019).

Kemudian, Ramlan menuturkan angka perkawinan dini di Kalsel juga masih sangat tinggi. Untuk itu, pihaknya berupaya untuk menurunkan angka tersebut, yang mana pernikahan dini merupakan salah satu pemicu terjadinya stunting.

“Oleh karena itu kawin dini juga sangat tinggi dan itu harus diturunkan,” paparnya

Upaya yang dilakukan, menurut Ramlan dengan cara melakukakan pendekatan karena dianggap paling efektif untuk membentuk pola pikir, sikap dan perilaku yang dilakukan melalui pelaksanaan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).

“Untuk itu penduduk sebagai modal dasar pembangunan adalah titik sentral dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.

Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah, diiringi laju pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya tujuan pembangunan.

“Keberhasilan dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kualitas penduduk akan mendorong pembangunan di semua aspek dan mempercepat terwujudnya masyarakat yang sejahtera,” jelasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pelatihan, Peneliti dan Pengembangan BKKBN Pusat, Muhammad Rijal Martua Damanik mengatakan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) merupakan kegiatan BKKBN bekerja sama dengan BPS yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Survey terakhir dilaksanakan tahun 2017.

“SDKI ini merupakan salah satu sumber data dari BKKBN yang dalam pelaksanaanya bekerja sama dengan BPS dan mitra-mitra perguruan tinggi. Secara umum ada kemajuan yang didapat secara nasional,” katanya

Mengawal permasalahan stunting, BKKBN memiliki dua pilar utama melalui program bina keluarga balita dan bina keluarga remaja. Dalam pelaksanaannya, selain melibatkan beberapa pihak, BKKBN juga mencoba memetakan daerah-daerah yang terdampak masalah.

“Dengan adanya pemetaan akan menjadi mudah bagi instansi lainnya bersama-sama membangun di kampung tersebut agar nantinya stunting tidak meluas,’’ tutupnya. MC Kalsel/tgh

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan