Tingginya Pernikahan Usia dini membuat Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Kalimantan Selatan menurun.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Pusat, Muhammad Rijal Martua Damanik saat Dialog dengan tokoh pemuda mengenai Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di Aula Kantor KNPI Kalsel, Banjarmasin, Jum’at (25/10/2019).
Menurutnya organisasi kepemudaan harus peduli dengan permasalahan pernikahan di usia dini. “Untuk DPD KNPI Kalsel harus paham betul terkait permasalahan yang ada. Kemudian secara bersama-sama mencari solusi atas permasalahan tersebut,” ujarnya saat ditemui awak media.
Ia sangat optimis Pemuda Kalsel mampu bersatu padu dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Banua. “Selama ini dikarenakan kurangnya komunikasi antara organisasi kepemudaan dengan pemerintah,” ungkanya.
Sementara itu, Ketua DPD KNPI Kalsel, Fazlur Rahman mengatakan pernikahan di usia dini dinilai bukan hanya berdampak terhadap kesehatan reproduksi, namun juga berimbas terhadap perekonomian dan sosial.
Oleh sebab itu, kondisi bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik. “Jadi menghadapi bonus demografi baik itu dengan cara diberikan pelatihan, pembekalan dan peningkatan kompetensi para pemuda,”ucapnya.
Selain itu, Fazlur melihat ada dua sisi mengenai bonus demografi yakni akan banyak usia produktif yang membutuhkan pekerjaan tapi di sisi lain dengan revolusi industri, jumlah pekerjaan akan semakin berkurang. Maka dari itu, perlu persiapan sejak dini agar tidak semakin berdampak terhadap IPP Kalsel.
“Dua sisi yang kontras tersebut akan kita persiapkan, bicarakan sejak dini diberikan pelatihan pengembangan maka kita takut pemuda akan terjerumus, dampaknya nanti Kalsel akan semakin jeblok lagi nilai Indeks Pembangunan Pemudanya,” tutupnya MC Kalsel/tgh