Irfansyah : Waspadai Lima Penyakit Menular pada Hewan

Pembukaan Rakoor Bidang Pertanian, di ruang rapat Aberani Sulaiman Setdaprov Kalsel, Banjarbaru, Selasa (6/8/2019). MC Kalsel/Jml

Banyak hal yang harus diperhatikan jika ingin memelihara atau hidup berdampingan dengan hewan. Tidak hanya kebersihan, kesehatan hewan tersebut juga harus diperhatikan.

Terkait dengan kesehatan hewan tersebut, ada lima penyakit hewan menular yang harus diperhatikan atau diwaspadai masyarakat yang ingin memelihara hewan. Lima penyakit tersebut yakni Rabies, Antraks, Brucellosis, Avian Influenza, dan Hog Cholera.

Menurut Kasubdit Kelembagaan dan Sumber Daya Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Irfansyah Batubara menjelaskan dari lima penyakit hewan menular tersebut, panyakit Antraks lah yang harus dapat kewaspadaan lebih dari masyarakat.

“Karena Antraks ini bisa menular pada hewan-hewan seperti sapi dan kambing. Bahaya terjadi ketika hewan yang menderita Antraks ini disembelih, maka darahnya akan terkontaminasi dengan udara dan kemudian memunculkan spora yang dapat merusak lingkungan” katanya, saat ditemui pers usai pembukaan Rapat Koordinasi Bidang Pertanian, di kantor Setdaprov Kalimantan Selatan, Banjarbaru, Selasa (6/8/2019).

Ditambahkan Irfansyah, menurut teori yang berkembang, spora dari darah hewan yang tertular penyakit Antraks tersebut bisa bertahan hingga 30 tahun. Sehingga bagi daerah yang sudah terkontaminasi akan sulit untuk pulih kembali.

Terkait dengan ciri-ciri hewan yang terindikasi penyakit Antraks, Irfansyah mengungkapkan bahwa Ia sendiri tidak mengetahui persis ciri-ciri hewan yang terindikasi penyakit ini. “Ciri-cirinya petugas di lapangan yang tahu, saya sendiri kurang tahu” ujarnya.

Disinilah peran dari pejabat Otoritas Veteriner yang akan dibentuk. Mereka yang bertanggung jawab dan mengelola penyebaran lima penyakit hewan menular tersebut baik  sebelum maupun sesudah terjadi.

Sementara menurut Sekretaris Daerah Kalimantan Selatan, Abdul Haris mengatakan bahwa kesehatan hewan itu penting, terlebih hewan peliharaan yang mana sehari-harinya berinteraksi dengan pemiliknya.

“Kesehatan hewan itu penting, bukan hanya hewan yang dikonsumsi, namun juga hewan peliharaan yang sering melakukan kontak dengan pemiliknya” kata Haris.

Sedangkan untuk hewan yang dikonsumsi seperti sapi, kambing dan hewan lainnya juga harus dijaga dan diperhatikan sejak pemilihan hingga penjualan.

“Karena dari pemilihan, penyembelihan, sampai penjualan harus sehat karena nantinya akan dikonsumsi masyarakat. Selain bisa menyebabkan wabah penyakit, juga berpengaruh terhadap ekonomi dan kehidupan sosial di masyarakat” imbuhnya.

Menjelang peringatan Idul Adha 1440 H, Haris turut menghimbau kepada penjual daging qurban untuk memilih hewan yang benar-benar sehat dan sudah tersertifikasi.

“Saya juga berharap kepada pihak-pihak yang berwenang seperti Dinas Peternakan untuk memberikan penyuluhan seluas-luasnya kepada masyarakat dan pedagang tentang kesehatan hewan” pungkasnya.

Sedangkan menurut Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat, Edi Santosa menjelaskan berdasarkan sejarah sampai saat ini Kalsel bebas dari penyakit Antraks. Meskipun begitu masyarakat harus tetap waspada.

“Yang dikhawatirkan adalah sapi-sapi yang didatangkan dari Pulau Sulawesi dan Pulau Jawa yang mana beberapa diantaranya terindikasi panyakit Antraks. Secara nasional penyakit Antraks paling tinggi berasal dari sapi yang dikirimkan dari Sulawesi” jelasnya MC Kalsel/Jml

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan