Aplikasi Hapines Masuk Lima Besar

Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan Selatan, Fathurahman (kiri) menyerahkan sertifikat kepada Kasubag Perencanaan dan Pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Edy Suwarto pada penutupan Diklatpim di Aula BPSDMD Kalsel di Banjarbaru, Senin (22/7/2019). Penyerahan sertifikat ini kepada lima peserta dengan kategori nilai Sangat Memuaskan. Mc Kalsel / Fuz

Banjarbaru –Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XXXVI Lingkup Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan resmi ditutup memalui upacara penutupan di Aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Kalimantan Selatan.

Diklatpim Tingkat IV ini ditutup Gubernur Kalimatan Selatan, Sahbirin Noor oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan Selatan, Fathurahman.

40 peserta yang mengikuti Diklatpim ini terdiri atas Pejabat Pengawas Lingkup Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan selama 100 hari, sejak tanggal 25 Maret 2019 hingga hari ini, Senin (22/7/2019).

Lima orang peserta Diklatpim Tingkat IV ini peroleh hasil Sangat Memuaskan, Empat peserta dari kabupaten/kota dan satu lagi dari Pejabat Pengawas Lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Kasubag Perencanaan dan Pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Edy Suwarto dengan proyek perubahan berbasis aplikasi Health-Plan Integrated System (Hapines).

Ucapan syukur dan terima kasih dituturkan oleh Edy usai penutupan Diklatpim kepada seluruh pihak yang turut membantu selama pelaksanaan Diklat tersebut.

“Alhamdulillah, empat bulan menjalani Diklat ini berjalan dengan lancar berkat bantuan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Muslim dan Sekretaris Dinkes Kalsel, Sukamto. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga akhirnya terpilih sebagai peserta terbaik lima besar dengan kategori sangat memuaskan”.

Sehubungan dengan prestasi itu, Edy menjelaskan materi perubahan yang dihasilkan dalam mengikuti Diklat tersebut.

“Proyek perubahan ini yang diangkat agar perencanaan penganggaran berbasis best eviden artinya tidak semua lokus itu diprioritaskan, jadi ada lokus-lokus tertentu jadi strategi pemerintah bahwa indikator itu harus diungkit lebih tinggi,” jelas Edy terkait proyek aplikasi Hapines yang dicetusnya.

Aplikasi tersebut diproyeksikan dapat membantu dalam memilih kebijakan atau sebagai dasar kebijakan memilih kegiatan, lokus dan anggaran yang difokuskan kepada masalah-masalah di masyarakat.

Edy optimis akan penerapan aplikasi Hapines tersebut, “Aplikasi ini akan diterapkan. Kita tidak ingin lagi ada kegiatan yang sifatnya business as usual atau biasa2 saja, harus kegiatan inovasi dan mendongkrak indikator pembangunan kesehatan dan sesuai avidancebased serta kebutuhan masyarakat,” tutup Edy. Mc Kalsel / Fuz

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan