Memasuki musim kemarau panjang Satuan Tugas (Satgas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan akan disiagakan 1 Juli 2019.
Oleh sebab itu status siaga karhutla sendiri awalnya dijadwalkan per 1 Juni 2019, namun satgas yang sudah dibentuk belum ditempatkan di posnya masing-masing karena adanya musibah banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Kalsel.
“Iya, status siaga karhutla memang ditetapkan dari 1 Juni sampai 31 Oktober 2019. Tapi, karena ada musibah banjir satgas dialihkan ke sana. Sehingga, mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2019, satgas karhutla baru mulai bertugas di posnya masing-masing,” ucap Kepala BPBD Provinsi Kalsel, Wahyuddin saat di temui jurnalis media center prov Kalsel usai mengikuti apel di perkantoran Setda Prov. Kalsel, Banjarbaru, Senin (1/7/2019).
Lanjut Wahyudin mengungkapkan, ada lima posko yang sudah disiapkan oleh BPBD Kalsel untuk siaga Karhutla 2019. Dimana semuanya ditempatkan di lokasi rawan kebakaran. Dengan harapan saat ada kebakaran lahan, bisa cepat diatasi.
“Lokasi posko karhutla yang sudah berdiri yakni di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum untuk wilayah Kabupaten Banjar, Kecamatan Alalak untuk Kabupaten Batola, Kecamatan Bati-Bati untuk Tanah Laut, Wilayah Guntung Damar untuk Kota Banjarbaru dan satu posko di Kantor BPBD Provinsi Kalsel. Maka semua tim yang bertugas akan menempati posko-posko tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu satgas Karhutla 2019 yang disiapkan oleh BPBD Kalsel terdiri dari satgas darat 30 orang, satgas udara 10 orang, tim pengarah 10 orang, dan pemadam gabungan 100 orang. “Satgas terdiri dari TNI/Polri, Manggala Agni, TRC BPBD, Damkar, Tagana, MPA, dan swasta, dengan total petugas 200 orang,” katanya.
Disisi lain ia mengatakan, berdasarkan prediksi dari BMKG saat memasuki musim kemarau diperkirakan tahun 2019 ini memiliki suhu lebih panas. Dari kondisi tersebut, diprediksi kebakaran hutan dan lahan akan meningkat dari tahun sebelumnya.
Kemudian disinggung soal data sebelumnya, ada peningkatan Karhutla pada 2018 dibanding dengan 2017. Tercatat, pada 2017 hutan dan lahan di Kalsel yang terbakar kurang lebih 1.500 hektare. Sedangkan pada 2018 lalu terjadi peningkatan karhutla dengan luas lahan yang terbakar kurang lebih 3.000 hektare lahan yang terbakar.
“Tapi kalau kita bandingkan dengan tahun 2015 itu kurang lebih sekitar 6.000 hektar. kabupaten yang paling banyak kejadian kebakarannya adalah kota Banjarbaru sedangkan lahan yang terluas terbakarnya adalah Kabupaten Banjar, diiringi oleh Tapin dan Kab. Tanah Laut,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh