Sebayak 610 peserta dari berbagai daerah dan latar belakang diwisuda setelah satu bulan mengikuti karantina tahfizh Al-Qur’an yang dilaksanakan oleh Mitra Karantina Tahfizh Al-Qur’an Cabang Kalimantan Selatan.
“Kegiatan ini sudah dilaksanakan sebanyak 7 kali, yang mana dalam satu tahunnya dilaksanakan selama 2 kali yakni di Bulan Desember dan Bulan Ramadan bertepatan libur sekolah” kata Pimpinan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Cabang Kalsel, Zainudin Zaini saat ditemui rekan pers usai kegiatan penutupan Karantina Tahfizh Ramadan Angkatan ke-7, di Mahligai Pancasila Banjarmasin, Kamis (30/5/2019).
Menurut Zainuddin, dari tahun ke tahun animo masyarakat untuk mengikuti kegatan karantina tahfizh Al-Qur’an ini terus meningkat, hal ini bisa dilihat dari jumlah peserta yang mengikutinya dimana pada tahun sebelumnya hanya berkisar 500 peserta, ditahun 2019 ini meningkat sebanyak 610 peserta.
“Dengan konsep karantina ini kami mengajak masyarakat untuk lebih giat membaca Al-Qur’an dan menghafalkannya dalam kurun waktu satu bulan, dari 610 peserta yang ikuti ditahun ini ada 40 peserta yang berhasil mengkhatamkan hafalan 30 Juz Al-Qur’an” ujarnya.
40 peserta tersebut, lanjutnya, menyetorkan hafalannya selama satu bulan dengan rentang waktu yang berbeda mulai dari 20 sampai 28 hari, meskipun tidak berhasil mengkhatamkan hafalannya peserta yang lain juga berhasil menghafalkan 15 sampai 20 Juz Al-Qur’an sesuai degan kemampuan mereka.
Ditambahkannya, kebanyakan peserta yang mengikuti karantina ini kebanyakan adalah santri dari berbgai pondok pesantren ternama di Kalsel. Setelah mengikuti karantina ini Zainuddin menjelaskan para peserta akan diarahkan kembali ke lembaga dimana mereka mengenyam pendidikan untuk dilakukan pemantauan.
“Ini merupakan proses awal perjuangan mereka menghafalkan Al-Qur’an, karena dalam menghafal Al-Qur’an tidak ada istilah khatam atau tamat, justru setelah ini mereka berjuang untuk mempertahankan hafalannya” jelasnya.
Terkait dengan metode yang digunakan selama karantina, Zainuddin mengungkapkan tidak ada metode khusus, dikarantina ini peserta hanya diajarkan untuk memaksimalkan waktu dari jam ke jam bahkan dari menit ke menit.
“Disini kami hanya mengatur waktu mereka dari bangun tidur hingga tidur kembali agar lebih maksimal dalam menghafalkan Al-Qur’an, dikarantina ini mereka diberi waktu selama 12 jam non stop selama satu hari untuk menghafalkan Al-Qur’an, dan istirahat selama 1 jam” imbuhnya.
Sementara itu Asisten Bidang Administrasi Umum, Heriansyah mewakili Gubernur Kalsel mengatakan Pemerintah Provinsi Kalsel sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena dengan kegiatan ini mampu melahirkan generasi bangsa yang Islami.
“Saya berharap kegaitan ini dapat terus dilaksanakan secara rutin sehingga generasi muda Banua senantiasa mendapat motivasi dan semangat untuk menjadi hafizh Al-Qur’an demi terwujudnya generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan berakhlak mulia” pungkasnya. MC Kalsel/Jml