Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalsel Gelar Pertemuan Tahunan BI 2018 di Aula Gedung Kantor Perwakilan BI Kalsel, Banjarmasin, Rabu (5/12/2018). Kegiatan ini Mengangkat tema Sinergi Untuk Ketahanan dan Pertumbuhan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalsel Herawanto mengatakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan berpeluang sedikit meningkat pada 2018 di kisaran 5,1%, dan akan kembali meningkat pada tahun 2019 di kisaran 5,5%. Peningkatan pada tahun 2019 akan ditopang oleh peningkatan investasi, konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT).
“Dari sisi sektoral, pertumbuhan akan ditopang utamanya oleh sektor pertanian dan industri pengolahan seiring terus bergulirnya program cetak sawah serta beroperasinya pabrik baru turunan CPO dan program B20. Di sisi lain, prospek harga batubara yang cenderung akan lebih rendah pada 2019 akan menahan pertumbuhan ekspor dan kinerja sektor pertambangan,” kata Herawanto.
Selain itu, inflasi pada tahun 2018 juga masih terjaga dan diprakirakan masih dalam rentang sasaran, yakni 3,75 ± 1persen. “Kita masih on the right track menuju sasaran target inflasi nasional 3,75 ± 1 persen,” ucapnya.
Selanjutnya Herawanto menjelaskan Per Oktober 2018, inflasi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 2,66% (yoy), lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 3,16% (yoy). Hal ini, tidak lepas dari peran Bank Indonesia bersama TPID dalam melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi daerah. Namun demikian, kami mencatat bahwa inflasi bahan makanan cenderung agak lebih tinggi yaitu sebesar 5,57% (yoy), utamanya bersumber dari inflasi komoditas telur dan daging ayam ras.
Lebih jauh dirinya mengatakan Sesuai hasil riset Growth Strategy Bank Indonesia, terdapat tiga sektor prioritas yang dapat dikembangkan yaitu agro industri, perikanan, dan pariwisata. “Kami melihat bahwa pemikiran kami juga sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD 2016-2021,” jelasnya.
Pengembangan ketiga sektor unggulan tersebut kami pandang tepat dan strategis karena selain berperan penting dalam transformasi perekonomian Kalimantan Selatan, juga akan berkontribusi terhadap perekonomian nasional khususnya dalam memperbaiki kondisi neraca perdagangan (Current Account Deficit).
Lebih lanjut, pengembangan pariwisata kami pandang juga dapat didorong sebagai quick win. Hal ini dilandasi bahwa sektor pariwisata merupakan sektor yang menjual sesuatu yang sudah ada. Bagaimana kita mengelola dan mengemas serta mempromosikan secara baik akan menjadi kunci kesuksesan.
“Dorongan terhadap sumber pertumbuhan ekonomi baru di juga melalui pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Kami akan memperluas program pemberdayaan usaha pesantren dan pengembangan ekosistem halal value chain, khususnya makanan, fashion, dan pariwisata,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh