Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan gelar Seminar Ekonomi dan Bisnis dengan tema, “Era Disrupsi Ekonomi Digital dan Revolusi Industri 4.0” di lantai 6 kantor BI Kalsel Banjarmasin, Kamis (25/10).
Seminar ini dihadiri olehSekretaris Daerah Provinsi Kalsel, H. Abdul Haris, Jajaran Forkopimda Provinsi Kalsel,Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IX Kalimantan, Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota se-Kalimantan serta Pimpinan Instansi Pemerintah Daerah dan Instansi Vertikal, Pimpinan Perbankan, Pimpinan Dunia Usaha, Akademisi, Tokoh Masyarakat dan Insan Media.
Empat nara sumber dihadirkan dalam seminar ini, di antaranya Dedi Budiman Hakim, Ekonom Institut Pertanian Bogor, kedua Alief Rezza, Ekonom Worldbank, ketiga Moko Nugroho, Kepala Tim Pusat Pengembangan dan Penelitian Kementerian Perindustrian, keempat Panji Wasmana, Technical Leader IBM Indonesia kemudian moderator oleh Frisca Clarissa Almira, news anchor KompasTV.
Seminar ini diawali dengan sambutan dari pihak panitia oleh Muhamad Shiroth, Asisten Direktur BI Kalsel, dalam sambutannya menyampaikan bahwa awal 2018 menjadi momentum semakin mengemukanya zaman revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan sistem cyber-physical.
Saat ini industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, dan ada di mana-mana. Istilah ini dikenal dengan internet of things (IoT).
Untuk Perekonomian Kalsel masih didominasi oleh produk primer utamanya batubara. Sektor industri Kalsel juga masih didominasi oleh industri berbasis Sumber Daya Alam (SDA). Tingkatan teknologi industri masih dalam kategori berteknologi rendah dan berteknologi menengah, dengan pangsanya terhadap total ekspor masing-masing sebesar 1,10 persen dan 0,12 persen.
Adapun mayoritas komoditas ekspor masih berupa produk primer. Hingga saat ini belum ada industri di Kalsel yang masuk kategori berteknologi tinggi. Kontradiksi ini menunjukan tantangan nyata yang dihadapi oleh industri dan perekonomian Kalsel saat ini. Penciptaan industri dengan kandungan teknologi yang semakin tinggi diperlukan untuk memberikan posisi daya saing yang lebih baik.
Dilanjutkan dengan sambutan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, H Abdul Haris menyampaikan bahwa perekonomian Kalsel sejak 2012 hingga 2015 mengalami perlambatan.
Penyebab utamanya adalah permintaan global akan komoditas batubara, sebagai komoditas yang menjadi andalan Kalsel. Menghadapi situasi tersebut, pemerintah daerah terus berupaya untuk keluar dari perangkap stagnasi pertumbuhan ekonomi Kalsel.
Selanjutnya dalam sambutan Haris, “Pada tahun 2016 hingga triwulan I 2018, Kalsel memperoleh momentum perbaikan ekonomi. Kenaikan harga dan permintaan komoditas khususnya batubara mendorong peningkatan ekspor.”
Melalui seminar ini, Abdul Haris menaruh harap kiranya para peserta dapat berpartisipasi demi Kalsel Mapan, “Saya berharap seminar Ekonomi dan Bisnis ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada kita semua, untuk terus memajukan perekonomian Kalsel sehingga visi misi untuk menjadikan Kalsel Mandiri dan Terdepan dapat semakin terwujud.” Mc Kalsel / Fuz