Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan kembali merilis pertumbuhan industri manufaktur Besar, Sedang dan Mikro Kecil Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2017, Banjarbaru, Rabu (1/8).
Kepala Bidang Staf Produksi BPS Provinsi Kalsel, Rismanto mengatakan pada triwulan II tahun 2018, produksi industri manufaktur besar dan sedang (q-to-q) Provinsi Kalsel mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,14 persen dibanding produksi industri triwulan I tahun 2018 lalu.
“Pertumbuhan postif produksi di Kalimantan Selatan tersebut didorong oleh dua kelompok industri manufaktur besar dan sedang, yaitu industri makanan (KBLI-10) yang mengalami pertumbuhan postif produksi sebesar 4,58 persen, dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI-20 yang mengalami pertumbuhan produksi posistif sebesar 4,48 persen” Rismanto
Sedangkan kelompok industri manufaktur besar dan sedang yang mengalami pertumbuhan negatif lanjut Rismanto, yaitu industry kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari rotan, bamboo dan sejenisnya (KBLI-16) serta industry karet, barang dari karet/plastic (KBLI-22) dan kelompok industry ini mengalami pertumbuhan produksi negative masing – masing sebesar 2,45 persen dan 6,53 persen.
“Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, maka industri manufaktur besar dan sedang di Kalsel pada triwulan II 2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,95 persen” jelasnya.
Menurutnya pertumbuhan positif tersebut didukung oleh dua kelompok industri yang mempunyai andil dalam pertumbuhan produksi positif tersebut adalah makanan (KBLI-10) yang mengalami pertumbuhan produksi positif sebesar 3,37 persen serta industry bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI-20) dengan pertumbuhan produksi posistif sebesar 7,28 persen
Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari rotan, bamboo dan sejenisnya (KBLI-16) dengan pertumbuhan negative produksi sebesar 8,45 persen serta industry karet, barang dari karet atau plastic (KBLI-22) dengan pertumbuhan negatif produksi sebesar 11,47 persen.
Sementara itu terkait dengan pertumbuhan industri manufaktur mikro (kecil), Rusmanto mengungkapkan pada tirwulan II tahun 2018 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya produksi industri manufaktur mikro di Kalsel (q-to-q) mengalami pertumbuhan negatf sebesar 0,67 persen.
Hal ini disumbangkan oleh tiga kelompok utama yaitu kelompok industry yang meliputi industry makanan denganpertumbuhan negative sebesar 14,04 persen, industry bahan kimia dan barang dari bahan kimia dengan pertumbuhan negative 11,84 persen serta industry barang galian bukan logam dengan pertumbuhan negative sebesar 8,07 persen
“Namun sebaliknya ada pula beberapa kelompok industri yang mengalami pertumbuhan postif yakni industry barang logam, bukan mesin dan peralatan (KBLI-25) dengan pertumbuhan posistif sebsar 11,87 persen industry pakaian jadi (KBLI-14) dengan pertumbuhan positif sebesar 8,39 persen serta industry tekstil (KBLI-13) dengan pertumbuhan positif sebsar 7,03 persen” pungkasnya. MC Kalsel/Scw