Industri UMKM Kalsel pada dasarnya sudah semakin membaik, baik segi kualitas dan pemasarannya yang semakin meluas.
“Pasar kita sudah mulai terbuka, baik pasar konvensional atau pun melalui online, tinggal bagaimana pengrajin saja memanfaatkannya,” ungkap Birhasani, Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan, Rabu, (28/3).
Namun kurangnya promosi dan masih sulitnya mendapatkan permodalan diakuinya, sebagai salah satu penyebab kerajinan Kalsel masih belum terlalu dikenal secara luas.
“Saat ini masalah utama terletak pada minimnya modal yang dimiliki oleh para pengrajin yang mayoritas merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” ungkapnya.
Ia menambahkan untuk masalah tersebut pihaknya selalu berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM yang memiliki program bantuan kredit permodalan untuk mengoptimalkan upaya para pengrajin Kain Sasirangan di Kalimantan Selatan.
“Kami juga memotivasi para pengrajin untuk melakukan inovasi produk, agara tidak tertinggal. Salah satu caranya dengan menggunakan internet untuk mengetahui selera pasar baik dalam negeri dan luar negeri,” ungkapnya.
Sementara, Pemerintah Kalimantan Selatan terus berupaya membuka jalan untuk mempromosikan Kain Sasirangan, salah satunya dengan menggunakannya dalam acara nasional.
“Kami terus mengingatkan kepada seluruh Kepala daerah di Kalsel untuk menggunakan sasirangan saat menghadiri acara Nasional sehingga dapat menarik minat tokoh-tokoh lainnya yang berhadir,” ungkap Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, usai mengikuti acara silaturrahmi dan dialog bersama Ketua Dekranas Mufidah Jusuf Kalla.
Selain itu, tambah Sahbirin ditingkat daerah pihaknya juga terus memberikan pembinaan kepada para pengrajin agar dapat bersaing di kancah yang lebih luas dan mengenalkan kain khas Kalimantan Selatan itu secara global. MC Kalsel/rmd