Kalimat itulah yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan Muhammad Yusuf Effendi kepada wartawan, saat ditemui usai membuka gebyar SMA swasta Kota Banjarmasin tahun 2017, di kawasan Kantor Gubernur di siring 0 kilometer Banjarmasin pada Senin (27/11). Kalimat itu terlontar menanggapi stigma di masyarakat saat ini, yang memposisikan SMA swasta lebih rendah kualitasnya dibanding SMA Negeri. Padahal tidak ada perbedaan antara SMA Negeri maupun SMA swasta. Bahkan menurut Muhammad Yusuf Effendi, dari segi bantuan yang diberikan Pemerintah pun sama rata antara SMA Negeri dan SMA swasta. Baik untuk bantuan operasional sekolaH BOS bersumber dari APBN, serta BOS daerah.
Hal senada diungkapkan pula oleh Mardiana Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SMA swasta Banjarmasin, fasilitas yang dimiliki SMA swasta tidak berbeda jauh dengan SMA Negeri, bahkan ada beberapa SMA swasta di Banjarmasin memiliki fasilitas yang lebih baik dibanding SMA Negeri. Begitu pula dari kualitas para siswanya, dapat dikatakan cukup berprestasi. Jikapun ada siswa yang gagal dan tidak lulus UN, kondisi serupa dapat saja terjadi pada siswa SMA Negeri, dan tergantung pada masalah nasib.
Karena itu, menurut Mardiana, sejak tahun 2010 pihaknya rutin menggelar gebyar SMA swasta se Kota Banjarmasin setiap tahunnya, untuk memperbaiki citra SMA swasta di mata masyarakat. Khususnya terkait tudingan siswa SMA swasta suka berkelahi dan tidak akur satu sama lain. Melalui kegiatan gebyar ini, pihaknya ingin membuktikan bahwa para siswa SMA swasta dapat bekerjasama dan bersilaturahmi dengan baik. Terutama dalam kegiatan seni dan budaya, yang menjadi fokus kegiatan gebyar tersebut. (RIW/RDM)