JPR Berikan Pelatihan dan Simulasi Penyelamatan Kepada Tim Penyelamat se-Kota Banjarmasin

Kiyoshi Masai (Kiri) bersama dengan 3 orang dari JPR memberikan pelatihan penanganan korban yang tidak sadarkan diri kepada salah satu dari tim penyelamat Kota Banjarmasin di Gedung Abdi Persada Banjarmasin, Selasa (19/9). MC Kalsel Jml

Sebanyak empat orang Tim Japan Paramedichal Rescue (JPR) berkunjung ke Provinsi Kalimantan Selatan untuk memberikan pelatihan serta simulasi penyelamatan kepada tim penyelamat se-Kota Banjarmasin di Gedung Graha Abdi Persada, Banjarmasin, Selasa (19/9).

Perwakilan dari JPR , Kiyoshi Masai didampingi penerjemahnya mengatakan JPR akan memberikan tiga metode pelatihan kepada tim penyelamat Kota Banjarmasin diantaranya, penanganan kondisi darurat, penyelamatan orang, dan pemadaman kebakaran yang dilakukan dalam satu tim

Menurutnya, tiga metode yang diberikan oleh tim JPR ini bertujuan untuk menjaga harta serta nyawa seseorang. JPR sendiri telah memberikan pelatihan dengan metode yang sama di Jakarta dan Surabaya, namun ketiga metode tersebut tidak berjalan dengan baik, salah satu penyebabnya adalah Jakarta dan Surabaya merupakan kota yang terbilang cukup luas.

Lebih jauh Masai mengatakan, di Jepang sendiri ketiga metode ini sudah menjadi pelajaran bagi siswa-siswai kelas 1 sampai kelas 2 SMP disana. “Meskipun mereka masih belum terlalu mengerti, yang paling penting yang ingin kami ajarkan kepada meraka bukan metode ataupun hal-hal lainnya, tetapi perasaan betapa pentingnya menghargai kehidupan seseorang” tuturnya.

Sementara itu, Penasehat Kalimantan Paramedichal Rescue (KPR), Rosehan Noor Bahari mengatakan kedatangan tim JPR ini bertujuan memberikan dorongan dan pelatihan kepada tim penyelamat di Kalsel khususnya Kota Banjarmasin.

JPR sendiri, lanjut Rosehan, pernah berkunjung ke Kalsel pada tahun 2007 lalu dan menjalin hubungan melalui MoU yang ditandatangani oleh dirinya sendiri selaku Wakil Gubernur pada periode tersebut. Menurutnya, teknik atau metode yang digunakan oleh tim penyelamat Kota Banjarmasin tertinggal selama 17 tahun lamanya.

“Bisa dilihat secara gamblang untuk untuk penanganan korban pingsan atau tak sadarkan diri kita sudah tertinggal selama 17 tahun dibandingkan dengan metode yang digunakan oleh tim JPR” ucapnya. MC Kalsel/Jml

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan