Bank Indonesia Fasilitasi Kas Terapung

Bank Indonesia melayani masyarakat sekitar Pasar Terapung Lok Baintan untuk Penukaran Uang Rupiah mengunakan Klotok, Sabtu (11/3). Layanan Kas Terapung ini disediakan dua buah dengan persediaan Rp. 150 juta terdiri dari berbagai pecahan. Mc Kalsel / Fuz

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan jalin sinergitas dengan Perhimpunan Bank Swasta Nasional (PERBANAS) melalui kegiatan sosial dan susur sungai Martapura, perjalanan dimulai di Museum Wasaka Banjarmasin pukul 05:45 menuju lokasi Pasar Terapung Lok Baintan, Sabtu (11/3).

18 perbankan di Kalsel turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Seluruh bank menggunakan satu Klotok (perahu) yang memuat 20 personil. Kemeriahan konvoi klotok terlihat dari variasi tema yang diangkat oleh masing-masing bank.

Ada yang mengangkat tema Arabian dengan menggunakan pakaian ala Timur Tengah, Tema Koboi, Tema Bajak Laut, hingga ada yang membawa maskot orang. Parade klotok ini dilombakan dan akan dipilih tiga peserta terbaik dan mendapat penghargaan dari pihak BI.

Pada kesempatan ini, BI bersama Perbanas lakukan bagi-bagi sembako sebagai wujud kegiatan sosial kepada masyarakat di sekitar Lok Baintan. Tidak hanya itu, layanan penukaran uang rupiah juga dipasilitasi dengan dua buah klotok yang diberi nama “Kas Terapung”.

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalsel, Harymurthy Gunawan mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini merupakan hal yang positif untuk industri perbankan di Kalsel, “ini kita lakukan agar industri perbankan di Kalsel dapat menjadikannya sebuah ikon, kemudian jalinan pihak perbankan dengan masyarakat saling mendekatkan diri,” tutur Harymurthy.

Sebanyak Rp. 150 juta dengan berbagai pecahan disediakan oleh pihak BI untuk melayani masyarakat yang hendak melakukan penukaran uang rupiah baru, hal ini dilakukan sebagai implementasi kebijakan yang sudah berlaku sejak tahun 2014.

“Penukaran langsung oleh masyarakat itu sebaiknya melalui perbankan karena sekaligus mendorong perbankan untuk melakukan fungsi sebagai center poin untuk penukaran uang, karena masyarakat tidak bisa melakukan langsung penukaran kepada BI,” tambah Harymurthy yang menegaskan bahwa alasan penempatan kegiatan di Lok Baintan sebagai salah satu wujud jemput bola.

Apresiasi masyarakat dengan adanya Kas Terapung ini sangat antusias, para pedagang kebanyakan melakukan penukaran uang rupiah khususnya pecahan kecil seperti pecahan Rp. 1000 dan Rp. 2.000.

“Cukup bagus,” tutur Mina, salah satu pedagang Pasar Terapung yang melakukan penukaran di Kas Terapung. Dirinya menukarkan Rp. 60.000 dengan pecahan kecil dengan alasan persediaan uang kembalian untuk berdagang. Mc Kalsel / Fuz

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan